Dari puluhan komunitas masyarakat adat yang selama puluhan tahun ini berkonflik dengan TPL dan kemudian bergabung menjadi anggota AMAN Tano Batak, hanya satu (komunitas adat di Tornauli) yang warganya (20 orang) bekerja sebagai BHL TPL

Data yang tersedia dan hasil observasi terhadap kehadiran pabrik pulp di Sosor Ladang, Kecamatan Parmaksian, tidak menunjukkan adanya pembukaan lapangan kerja bagi warga yang hidup turun-temurun di sana.

Setelah warga lemah, TPL mengambil tindakan hukum terhadap mereka. Lima orang penduduk Sihaporas yang merupakan pejuang tanah adat terkena kriminalisasi.

Sejak awal kerap kali Indorayon berbenturan dengan masyarakat adat. Dalam berkonflik, kekerasan dan pendzoliman berulang kali mereka lakukan.

TPL melakukan penebangan hutan alam jenis kayu kulim dan kempas dengan diameter lebih dari 30 cm di dalam HPT. Padahal dua jenis kayu ini termasuk tanaman yang dilindungi.

Selama lebih 30 tahun beroperasi, PT Toba Pulp Lestari merupakan perusahaan yang tidak ramah Hak Asasi Manusia. Sejarah mencatat berbagai pelanggaran HAM yang dilakukannya.

Berdasarkan hasil analisis spasial yang dilakukan oleh Walhi Sumatera Utara, kami mengidentifikasi bahwa aktifitas TPL berkontribusi terhadap deforestasi skala besar yang terjadi di Bentang Alam Tele.

Pada awal tahun 2000-an, Indonesia pernah tercatat dalam Guinness Book of World Records sebagai negara tropis dengan laju deforestasi tertinggi di dunia, yakni 2 juta hektar per tahun.

Berdasarkan data yang diungkapkan dan analisis tadi kelihatannya TPL memanipulasi laporan keuangan terutama di bagian investasi dan biaya pokok penjualan. Manipulasi ini membuat adanya kebutuhan dana yang cukup besar dan itu ditutup oleh dana grup perusahaan.