Oleh Manguji Nababan *
MEDAN, kalderakita.com - Dalam aktifitas penginjilannya, Ompu I I.L. Nommensen banyak mengalami cobaan dari masyarakat Batak. Yang pertama, beliau pernah hampir meregang nyawa ketika si Punrau, pembantunya meracuni dia atas perintah orang.
Percobaan pembunuhan kedua kepada beliau, ketika Raja Panalungkup mengendap-endap ke dapur untuk memasukkan racun ke makanan Nommensen. Namun ajaib, setelah menyantap buburnya beliau tetap segar bugar. Panalungkap pun heran dan bingung kenapa Nommensen tak mati-mati juga. Karena penasaran, ia pun mengikuti Nommensen berkhotbah.
Selesai kebaktian, Panalungkap pun menemui Nommensen dan bertanya, "Apakah Tuan tetap memaafkan jika seseorang menyakiti hati anda?" Nommensen pun menjawab, "bukan hanya memaafkan, bahkan mengampuni dan mengasihinya".
Mendengar itu Panalungkup pun menyesali perbuatannya yg telah menjahati Nommensen yg telah berkali-kali memasukkan racun ke makanannya. Panalungkap sungguh heran sebab Nommensen tidak mati, tapi anjingnya lah yg mati karena telah menyantap bubur itu. Pada akhirnya Panalungkup pun menjadi sahabat Nommensen dibabtis dengan nama "Nikodemus".
Konon, Tuan Sipakkur adalah anjing peliharaan kesayangan Nommensen. Anjing itu amat setia menjaga tuannya dari ancaman binatang buas dan yang berniat jahat kepada Nommensen. Ketika Nommensen hendak diracun, anjingnya ini lah yang menyambar bubur itu, memakannya dan mati.
Anjing yang dipakai TUHAN sebagai perisai nyawa Ephorus I.L. Nommensen yg bernama "Tuan Sipakkur" itu kini dimakamkan satu kompleks dengan makam Ompu I di Sigumpar. Dalam kawasan makam juga disemayamkan; Frieda Nommensen (Putri I.L Nommensen), Hulda (Missionaris pengganti I.L Nommensen), Misr Brink Chmidt (Sekretaris I.L Nommensen), Hans Marrich Klaus (Missionaris di Narumonda) dan Zuster Liesette Niemann (petugas medis zending).
*Manguji Nababan adalag ahli sastra Batak.