Andaliman, Rempah dari Tanah Batak

Tanaman andaliman (foto: Kementan)

JAKARTA, Kalderakita.com: Andaliman – sejenis rempah yang harus ada saat memasak masakan khas Batak – ternyata menyimpan banyak manfaat yang baik bagi kesehatan.

Bagi masyarakat Batak, ia menjadi bumbu utama yang tak bisa tergantikan terutama saat mengolah kudapan seperti dekke arsik, jagal naniarsik, sangsang atau tanggo-tanggo, dan berbagai variasi bersama dengan sambal rias dan sambal untuk daging panggang.

Meski bukan monopoli orang Batak karena India juga ternyata mengenalnya, andaliman memang lebih diakrabi masyarakat Batak.

Aromanya yang mirip buah jeruk ini memiliki cita rasa ‘menggigit’ sehingga menimbulkan sensasi kelu atau mati rasa di lidah. Ternyata, rasa getir ini berasal dari kandungan hydroxy-alpha-sanshool yang terdapat pada rempah tersebut.

Tanaman semak berbuah bulat dan kecil berenteng itu bisa tumbuh tinggi hingga sekitar 5 meter. Ia masuk dalam famili Rataceae atau tanaman perdu. Tanaman ini hanya tumbuh baik di dataran tinggi dengan suhu sejuk di kitaran Danau Toba, pada ketinggian 1,200-1,400 meter di atas permukaan laut (m dpl).

Dilansir dari situs resmi Kementan, Andaliman menyimpan sederet manfaat, antara lain: mengatasi anemia, mencegah osteoporosis, meredakan nyeri, menambah darah, meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan peradangan, dan mencegah penyakit kronis.

Meski demikian, bukan berarti dia bebas risiko. Ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi andaliman. Sejauh ini belum ada penelitian yang dapat menghitung risiko dosis aman bagi ibu hamil dan menyusui. Kalau salah dosis, ada kemungkinan mereka mengalami reaksi alergi seperti munculnya ruam, kulit gatal, bengkak, hingga dada terasa sesak.

Pada masa kini andaliman sudah semakin dikenal di Indonesia. Andaliman bahkan mulai digunakan untuk olahan makanan lainnya seperti lappet, dolung-dolung, keripik, dan sasagun.

Minuman kopi dan teh dengan rasa andaliman pun kemungkinan bisa diciptakan.