JAKARTA, Kalderakita.com: Ketua Umum PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) Gomar Gultom meminta seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) masyarakat Batak untuk bersama-sama meninjau ulang kehadiran PT Toba Pulp Lestari (dulu bernama PT Inti Indorayon Utama).
“Gerakan bersama ini akan bisa menggelinding menjadi kekuatan besar kalau kita semua bersatu. Hentikan segala kecaman seperti istilah masuk angin, menerima uang, penghianat, dan sebagainya. Lebih baik kita merangkul semua orang, baik itu lembaga adat, gereja, pemerintah, siapapun itu,” katanya saat didaulat untuk berbicara atas nama gereja oleh peserta diskusi virtual bertopik ‘Konsolidasi Gerakan Rakyat Tutup PT TPL’, Senin (24/5).
Dia menegaskan bahwa saat ini yang diperlukan adalah mencari teman bukan musuh.
Gomar mengatakan sikapnya menentang kehadiran TPL sudah cukup jelas sejak puluhan tahun lalu.
“Sejak awal kehadiran TPL di Sumatra Utara lebih banyak memunculkan kesulitan. Kajian-kajian kami di PGI juga menunjukkan kehadirannya lebih banyak membawa kerugian bagi masyarakat Toba dan masyarakat Batak umumnya di kawasan Danau Toba,” imbuhnya.
Isu menutup TPL terus bergulir dalam beberapa hari ini.
Sejumlah LSM termasuk YPDT, KSPPM, AMAN Tano Batak, Bakumsu, WALHI, kemudian menginisiasi diskusi yang mendapat respons positif. Acara yang digelar secara virtual ini dihadiri sekitar 150 peserta.
Di antara yang hadir ada Ketua Umum Yayasan Pecinta Danau Toba (YPDT) Maruap Siahaan, pegiat masyarakat adat Abdon Nababan, aktivis sosial Togu Simorangkir, dan CEO Elisa Lumbantoruan.