PAKPAK BHARAT, Kalderakita.com: Jumlah kasus stunting di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatra Utara, masih tinggi. Angkanya mencapai 26,79 persen atau lebih tinggi dibandingkan toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu kurang dari 20 persen.
"Ini tentunya sangat mengkhawatirkan dan berbahaya. Keadaan ini butuh penanganan khusus dengan segera...mau tidak mau kita harus segera upayakan untuk menurunkan angka stunting ini,” kata Bupati Franc Bernhard Tumanggor seperti dilansir website resmi Pemkab.
Keprihatinan ini ia sampaikan saat berkunjung ke salah seorang penderita stunting di Desa Binanga Boang yang lokasinya dekat dengan ibu kota kabupaten.
Berbagai upaya memberantas stunting dan gizi buruk telah dilakukan Pemkab Pakpak Bharat. Di antaranya, membagikan makanan tambahan bagi bayi baru lahir dan ibu hamil, meningkatkan cakupan imunisasi dasar bagi bayi dan balita, pembagian vitamin, dan sebagainya.
"Masalah stunting merupakan masalah multidimensional,masalah ini harus diselesaikan dengan melibatkan banyak sektor supaya bisa cepat diselesaikan" kata Bupati Franc sambil menyerahkan sejumlah paket bantuan berisi susu, vitamin, makanan tambahan, serta brbagai kebutuhan bayi kepada beberapa keluarga di desa-desa yang dikunjunginya.
Bupati Franc saat mengunjungi penderita stunting (foto: pemkab)
Imbauan kepada masyarakat untuk memperhatikan asupan gizi keluarga juga terus dilakukan Pemkab lewat Puskesmas, Puskesdes, dan Pemerintah Desa. Mereka juga mengajak para suami untuk memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran, memelihara unggas, ikan, dan sebagainya. Selain memberi nilai tambah secara ekonomi, kegiatan itu juga baik untuk memenuhi konsumsi gizi keluarga.
Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) Puskesmas Salak Sudi Anto Bacin membenarkan angka penderita stunting masih sangat tinggi di Kabupaten Pakpak Bharat.
"Di Kecamatan Salak ini, telah kami temukan total 209 dari 829. Ini benar-benar sangat mengejutkan, berbahaya. Apalagi sebagian besar diantaranya masuk dalam kategori stunting berat dan perlu penanganan khusus,” katanya.
Jika dibiarkan menurut Sudi Anto akan menyebabkan terganggunya perkembangan otak pada anak sehingga mempengaruhi prestasi akademiknya kelak.
Sudi Anto menambahkan stunting dapat dicegah selama masa golden periode yakni pada masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun. Masalahnya banyak orang tua kurang memperhatikan asupan gizi di masa itu.
“Faktor lingkungan dan kebersihan serta kurangnya pengetahuan orang tua,” turut menyumpang terjadinya stunting.