Potensi Tanaman Obat Sehatkan Masyarakat

 oleh Karyanto*

JAKARTA, Kalderakita.com: Daun Inggu (Ruta angustifolia L.) bahan baku obat tradisional yang mengandung zat fitokimia yang potensial. Daunnya adalah bagian yang paling banyak digunakan.

Zat fitokimia yang terkandung dalam daun Inggu, antara lain golongan flavonoid, yaitu Kuersetin. Daun Inggu memiliki senyawa aktif untuk antibakteri, seperti flavonoid, tanin dan saponin.

Fungsi flavonoid melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C, anti-inflamasi alami. 

Kuersetin terkait efek antioksidan, untuk mereduksi radikal bebas.

Sebuah riset menunjukkan bahwa kadar flavonoid daun Inggu sebagai kuersetin sebesar 3,95% b/b, sedangkan hasil uji aktivitas antioksidan IC 50% adalah 150,26 ppm.

Kadar ini masuk ke golongan sedang dan dapat dikatakan daun Inggu memiliki potensi penangkal radikal bebas, walaupun tidak terlalu besar.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/187/2017, Tentang Formularium Ramuan Obat Tradisional Indonesia, disebutkan daun Inggu untuk mengobati Vertigo. Formula: 1 x 5 g herba/hari. Bahan dihaluskan, ditempelkan pada pelipis, biarkan sampai kering.

Sampai saat ini, belum ada hasil riset yang menyebutkan ada tanaman obat yang dapat mematikan virus COVID-19. Namun, banyak tanaman obat yang memiliki sifat imunomodulator yaitu untuk meningkatkan imuninitas tubuh.

Seperti tanaman Meniran misalnya, sangat potensial sebagai imunomudolator. Contohnya, Tanaman obat Meniran – sudah ada yang melalui uji klinis – sehingga khasiatnya sudah teruji secara klinis – sehingga berkhasiat, aman dan berkualitas.

Jika imunitas tubuh kuat, maka tubuh akan mampu melawan benda asing, termasuk virus yang masuk dalam tubuh. Imunitas tubuh yang kuat akan mampu melawan bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh.

Indonesia sebagai salah satu negara mega biodiversitas, memiliki lebih dari 30.000 species tanaman, dan sekitar 9.600 tanaman memiliki indikasi berkhasiat obat.

Melihat kekayaan hayati ini, maka sudah semestinya Indonesia dapat menjadi sumber bahan baku obat alam di dunia.

Produk Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) yang sudah lulus uji klinis, sudah banyak yang diekspor dan digunakan oleh para dokter di luar negeri dan juga dipasarkan di jaringan apotik.

Ini menunjukkan bahwa produk OMAI diterima konsumen global. Untuk itu, sudah saatnya OMAI dapat masuk dalam JKN, sehingga dapat diakses oleh pasien melalui BPJS.

* Karyanto adalah alumnus Farmasi UGM yang kini menggeluti dunia obat-obat herbal termasuk jamu. Ia juga mengelola situs JamuDigital.