Hari Ini, Tiga Belas Korban Kekerasan PT Toba Pulp Lestari Akan Testimoni

Seruan tutup TPL terus menggelinding (foto: tribun news)

JAKARTA, Kalderakita.com: Hari ini, Senin (31/5) tiba belas dari 50an korban kekerasan yang diduga dilakukan PT Toba Pulp Lestari, dahulu bernama PT Inti Indorayon Utama, akan melakukan testimoni.

Testimoni digelar via zoom di acara jumpa pers bertajuk “Korban Kekerasan dan Kriminalisasi Buka-bukaan Tentang Kekejaman PT TPL.” Acara akan dipandu oleh Agustin Simamora dari AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) dan Rocky Pasaribu dari KSPPM (Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat).

Ketiga belas narasumber yang siap hadir termasuk pendeta dan ibu dari terpidana atas aduan TPL.

Laporan tindak kekerasan terhadap warga yang dilakukan PT TPL terus mengalir. Intimidasi dan kriminalisasi sudah ada sejak dahulu. Umumnya itu dilakukan terhadap masyarakat adat yang berupaya mempertahankan wilayah adatnya. Perusahaan milik Sukanto Tanoto ini hadir di Tano Batak, Sumatra Utara, pada 1983.

Yang terkini adalah peristiwa bentrokan di Desa Natumingka, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba pada Selasa (18/5).

Berdasarkan kronologis dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak, kerusuhan terjadi saat PT TPL datang membawa petugas keamanan dan Pekerja Harian Lepas (PHL) sekitar 500-an orang.

Mereka diangkut 28 truk, membawa bibit eucalyptus siap tanam. Warga menghalangi, tak lama, polisi dan pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) IV Balige datang membujuk agar perusahaan dibiarkan melakukan penanaman. Namun warga menolak dan kericuhan dimulai.

Perhimpunan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat Sumatera Utara (Bakumsu) yang mendampingi warga Desa Natumingka telah mendatangi Polda Sumut untuk melaporkan tiga sekuriti PT TPL. Mereka diduga melakukan tindak pidana penganiayaan kepada warga saat bentrok kemarin.