TAPANULI SELATAN, Kalderakita.com: Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tapanuli Selatan mengundang desainer kawakan Wignyo Rahadi untuk berbagi ilmu.
Perancang yang dikenal banyak melahirkan beragam motif tenun dengan teknik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBK) bericiri ektnik kontemporer ini, didapuk menjadi mentor dalam pelatihan selama dua minggu mulai 31 Mei hingga 14 Juni.
Tujuan didatangkannya desainer yang telah banyak mendapat penghargaan nasional dan internasional ini adalah untuk mendorong agar potensi kain tenun Sipirok (Tapsel) semakin lebih berkembang dan lebih bernilai ekonomis.
"Bila selama ini tenun hanya dijual dalam bentuk bahan kain, melalui UMKM ke depan pengrajin yang dilatih nantinya dapat lebih inovatif, kreatif pada sektor fashion maupun busana siap jadi bahkan mengikuti tren yang ada sekarang," kata Ketua Dekranasda Tapsel, Rosalina Dolly P. Pasaribu, Kamis (3/6) seperti dilansir Antara.
Ia menilai minimnya SDM di daerah yang mengerti selera pasar mendorong banyak konsumen fashion daerah memilih belanja busana ke desainer atau penjahit di kota-kota besar. Akibatnya industri fashion di daerah sulit berkembang terlebih di masa pandemi COVID-19.
"Dari 20 peserta dalam program pelatihan yang dilaksanakan di SMKN 1 Sipirok dibagi ke dalam dua kelas yakni satu kelas dilatih khusus mendesain, satu kelas lainnya dilatih khusus menjahit," katanya.
Selain itu seluruh peserta akan dibekali pengetahuan tentang perkembangan industri fashion dan diarahkan membuat rancangan busana dengan menggunakan kain tradisional (tenun Sipirok).
"Kolaborasi seluruh peserta, baik binaan BI maupun binaan Disperindagkop dan UKM, nantinya akan menciptakan 10 busana kontemporer yang menggabungkan unsur etnik dan modern (koleksi karya peserta)," timpal pihak Bank Indonesia.
SDM Berkemampuan
Disampaikan, bahwa pelatihan desain dan menjahit salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan SDM berkemampuan mendesain dan produksi busana siap pakai yang produknya juga disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Sementara itu Bupati Tapanuli Selatan Dolly P. Pasaribu mengatakan, lewat pelatihan ini diharap dapat melahirkan desainer dan penjahit profesional yang mampu memanfaatkan kain tenun Sipirok (Tapsel) menjadi sebuah produk fashion berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Desainer Wignyo Rahadi (foto: Liputan6)
"Selain itu meningkatkan motivasi bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) khusus sektor fashion untuk terus tumbuh dan lebih berkembang," katanya senada dengan harapan Dekranasda, BI dan Disperindagkop UKM.
Sekadar untuk diketahui bahwa Desainer Wignyo dikenal sebagai pelopor "kemeja tenun" mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono beserta keluarga besar termasuk seragam untuk Idul Fitri (2016 -2018).
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriani Joko Widodo, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Perdana Menteri Singapore Lee Hsien Loong dan banyak tokoh publik lainnya sudah memakai Busana rancangan Wignyo yang juga Staf Ahli Dekranas.
Atas dedikasinya Wignyo diketahui telah menuai berbagai apresiasi baik di tingkat nasional maupun internasional antara lainnya penghargaan sebagai pemenang UNESCO Award of Excellence for Handicrafts in South East Asia and South Asia 2012 untuk produk selendang pengembangan motif Rang-rang.
Penghargaan dari Sumatera Barat produk selendang, pengembangan motif Ulos dari Sumatera Utara, Peringkat I lomba selendang Indonesia 2018 dan banyak lagi. Bahkan karya Wignyo sudah banyak ditampilkan fashion show beberapa negara antara lainnya Rusia, Dubai, Filipina, Thailand dan Jepang.
Tidak heran jika sepak terjang Wignyo dalam pemberdayaan dan meningkatkan skill ataupun keterampilan terkait tenun, Ia banyak mengantongi penghargaan baik dari pemerintah maupun swasta. Wignyo juga kerap bekerjasama dengan berbagai instansi pemerintahan, swasta, asosiasi atau LSM, BI, Dekranas dalam kegiatan pelatihan.