Tingkatkan Produksi Pertanian, Pakpak Bharat Bangun Solar Dryer Dome

Solar Dryaer Dome di Bekasi (foto: Istimewa)

JAKARTA, Kalderakita.com: Kabupaten Pakpak Bharat akan segera memiliki solar dryer dome, semacam kubah (dome) seperti rumah kaca yang berfungsi mempersingkat proses pengeringan hasil-hasil pertanian. Kehadirannya diharapkan dapat meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil pertanian.

Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor kemarin (Senin, 07/6) melakukan peletakan batu pertama pembangunan solar dryer dome di kantor Bapai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kerajaan.

Bupati Franc seperti dilansir situs resmi Pemkab Pakpak Bharat mengatakan salah masalah yang kerap dihadapi petani di daerahnya adalah tingginya curah hujan yang menyebabkan rusaknya hasil panen. Selama ini para petani sangat bergantung pada panas sinar matahari untuk mengeringkan hasil pertanian.

"Dengan metode pengeringan tradisional, banyak petani melakukan pengeringan hasil taninya di pinggir jalan. Cara ini akan menyebabkan hasil panen terkontaminasi debu, air hujan, dan cahaya ultraviolet. Akibatnya 30 hingga 50 persen hasil panen tidak dapat mencapai pasar dan tidak memiliki nilai ekonomis,” imbuhnya.

Hasil pertanian yang menjalani proses pengeringan tradisional ini antara lain jagung, kopi, gambir, kulit manis, cabai merah, dan lainya.

Kubah (dome) yang mirip rumah kaca ini akan dibangun dengan menggunakan material polycarbonate. Ia mampu menyerap panas sehingga dapat membantu mempercepat proses pengeringan hasil pertanian karena suhu di dalam kubah dapat ditingkatkan hingga 100% dibandingkan suhu di luar.

 “Solar dryer dome diharapkan dapat membantu para petani dalam proses pengolahan pasca panen. Jika dengan sistem pengeringan tradisional memerlukan waktu 4-7 hari maka diharapkan dengan penggunaan solar dryer dome proses itu hanya membutuhkan waktu 2-3 hari,” jelas Bupati Franc. 

Selain itu, fasilitas solar dryer dome dapat membantu petani mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas panenannya. Seperti jagung, kadar air mampu mencapai 13 persen dalam waktu yang lebih  cepat. Harga jualnya juga akan naik.

Bupati Pakpak Bharat saat peletakan batu pertama (foto: Pemkab)

“Semoga dengan dibangunnya solar dryer dome ini, curah hujan yang tinggi tidak lagi menjadi masalah buat petani Pakpak Bharat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka,” kata

Teknologi solar dryer dome merupakan terobosan baru untuk memangkas waktu pengeringan yang biasanya dilakukan oleh petani. Teknologi hasil inovasi Prof. Dr. Serm Janjai dari Universitas Silpakorn di Thailand ini dapat meningkatkan hasil panen para petani hingga 45%. Artinya, ia akan meningkatkan taraf hidup petani secara signifikan.

Solar dryer dome pertama berdiri di Alor – Nusa Tenggara Timur. Di sana, ia digunakan sebagai tempat pengeringan rumput laut. Yang kedua, ada di Kendal, Jawa Tengah, tepatnya berdiri pada Maret 2017 di Desa Boja-Kebon Agung, Kendal, Jawa Tengah. Desa kecil ini terletak 50 kilometer dari Semarang, ibu kota Provinsi Jawa Tengah.

Solar Dryer Dome selanjutnya berdiri di Rumah Produksi Javara, Bekasi. Sebagai perusahaan yang membina dan mengekspor hasil olahan pertanian di Indonesia, Javara mencoba mengolah hasil panen dengan menggunakan Solar Dryer Dome.