JAKARTA, Kalderakita.com: Pemerintah telah bertekad menata keberadaan keramba jaring apung (KJA) yang tersebar di sejumlah kawasan di kitaran Danau Toba. Ini menjadi salah satu prioritas sebagai upaya mewujudkan Danatu Toba menjadi Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang sustainable.
Salah seorang pegiatnya adalah Ratnauli Gultom, inisiator ecovillage Desa Silimalombu di Pulau Samosir.
“Yang saya kritisi sejak awal adalah mereka [PT Aquafarm Nusantara, salah satu perusahaan yang menguasai KJA di kawasan Danau Toba. Red] membuang ikan yang mati dengan cara buat lobang, lalu dituang di situ ikannya dan terbuka. Jadi di alam terbuka gitu. Menimbulkan banyak lalat dan ulat-ulat. Salam satu hari, bisa satu ton, bahkan sampai 5 ton per hari Ikan terbuang,” katanya kepada awak Kalderakita.com.
Itu menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh sebab itulah Ratnauli meminta agar ini menjadi perhatian pemerintah karena Pulau Samosir atau kawasan Danau Toba telah menjadi destinasi super prioritas.
“Maka itu [KJA.Red] harus dikeluarkan. Karena kalau tidak, siapa yang mau datang. Kita harus berpikir lebih ke orang mau datang ke Danau Toba untuk enjoy, menikmati alamnya, hawanya yang bagus tidak panas dan tidak dingin. Saya pikir ini perfect.”