Jembatan Aek Tano Ponggol di Sumut Rampung Tahun Depan

Tano Ponggol di Pangururan (foto: P Hasudungan Sirait/kalderakita.com)

JAKARTA, Kalderakita.com: Pembangunan jembatan yang akan menjadi satu-satunya akses darat menuju Pulau Samosir di Sumatra Utara ditargetkan selesai tahun depan.

Jembatan Aek Tano Ponggol sepanjang 294 meter ini sengaja dibangun pemerintah untuk memudahkan pelancong menjangkau Danau Toba yang merupakan satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas, disamping Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB), Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Manado-Bitung-Likupang di Sulawesi Utara.

"Jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang hadir, juga kepada kesejahteraan masyarakat,” kata Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumut Selamat Rasidi dalam siaran pers, Selasa (22/6).

Aek Tano Ponggol dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi suku Batak untuk menambah daya tarik wisatawan.

Penampakan Jembatan Aek Tano Ponggol (foto: Kementerian PUPR)

Hingga kini, tengah dipasang bore pile dan tiang pancang pondasi jembatan sebagai bagian dari pekerjaan P3. Sebelumnya, pekerjaan pile cap pada P1 dan P2 jembatan sudah rampung dilakukan. 

Jembatan Aek Tano Ponggol terbagi menjadi jembatan utama sepanjang 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter. Jembatan utama terdiri dari 3 bentang dan paling utama sepanjang 99 meter menggunakan struktur utama berupa box girder.

Sedangkan jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed I girder.

Masalah yang tersisa

Menurut Rasidi, saat ini masih ada beberapa kendala dalam pembangunan jembatan ini seperti pembebasan lahan yang baru mencapai 31 persen, serta sarana utilitas yang belum dipindahkan oleh pihak pengelola utilitas.

“Masih ada masalah utilitas yaitu milik PT PLN (Persero) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di alur lahan yang juga belum direlokasi,” tambah dia.

Tano Ponggol berbenah (foto: P. Hasudungan Sirait/kalderakita.com)

Namun demikian, pembangunan Jembatan Aek Tano Ponggol nantinya bakal mengantikan fungsi jembatan yang sudah ada saat ini (eksisting) dengan panjang 16 meter.

Konstruksi Jembatan Aek Tano Ponggol dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2020-2022 senilai Rp 157 miliar.

Selain pembangunan jembatan, telah dilakukan pula pelebaran alur Tano Ponggol oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) dari 25 meter menjadi 80 meter sepanjang 1,2 kilometer agar bisa dilewati kapal pesiar.

Kurang urus

Perairan Tano Ponggol lama mendangkal-menyempit  di masa Orde Baru. Kisah bahwa kapal dulu bisa melaluinya alhasil laksana dongeng belaka.

Tano Ponggol lebih tertata (foto: P Hasudungan Sirait/kalderakita.com)

Setelah sangat lama terlantar, Tano Ponggol akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah Jakarta. Proyek pelebaran-pendalamannya dimulai pada awal 2018. Dengan lebar 80 meter, di sana nanti kapal berbobot 2.000 (dead weight tonnage) pun akan leluasa melintas.

Tentu saja infrastruktur pendukung—termasuk jembatan, dinding di sepanjang kedua sisi, dan lintasan lebar untuk pejalan kaki di atasnya—disiapkan. Presiden Joko Widodo telah meninjau proyek ini.

Kecuali jembatan, bangunan ini hampir rampung kini. Seperti disulap, wajah Tano Ponggol kekinian menjadi sangat lain yakni megah dan modern. Kalau pohon-pohonnya sudah besar kelak, niscaya kerindangannya akan semakin mengasrikan kitaran.