Oleh: Vera P Hutauruk*
JAKARTA, Kalderakita.com:Tiap kali berinteraksi dengan Batak keren yang melakukan gerakan 'membangun kampung', kok, semangatku ikut menggelora, ya? Padahal yang mau dibangun kampungnya, loh! Bukan kampung kami.
Jumat (25/6) aku menjumpai Ito [sapaan untuk lawan jenis] Padot Marudut Gultom usai beliau memaparkan program yang akan dilakukan di Pangaribuan. Hadir menyimak pemaparannya: Kepala Desa, Kepala Sekolah, dan para raja bius atau tetua adat dari Nagari Gultom, Pangaribuan.
Nagari Gultom yang terdiri dari 5 desa - Batu Manumpak, Batu Nadua, Parsibarungan, Parlombuan, dan Rahutbosi - merupakan desa penghasil kemenyan, kopi, jagung, dan aren.
Leluhur Ito Padot berasal dari Batumanumpak yang berpenduduk 700 KK. Sangat tepat bila beliau dan sanak keluarganya membentuk yayasan bernama Yayasan Dolok Marsahit Membangun (YDMM).
Mengoptimalkan rumah yang dipinjamkan penduduk, YDMM mendirikan Rumah Pintar dan perpustakaan sejak 2019.
Selain Ito Padot dan putra/i beliau, keduanya Phd muda - Nampuna dan Sarah -, ada pula Ompung Miranda Gultom yang wara wiri berkunjung ke Pangaribuan mempersiapkan Rumah Pintar dan perpustakaannya.
The Gultoms ini sangat menginspirasi. Berlomba lomba memajukan kampung halaman.
Modul pelajaran dikemas apik meliputi materi pendidikan berbasiskan kurikulum pemerintah.
Ada juga belajar bercakap dalam Bahasa Inggris dan bercocok tanam.
Saat ini ada 50 anak usia SD kelas 1-5 yang secara aktif mengikuti kegiatan belajar di sana. Dengan mengajarkan bercocok tanam, YDMM berharap di tahun 2030-2037 alumni Rumah Pintar ini jeli melihat peluang di bidang pertanian dan menjadi tuan (baca: petani) yang sukses di atas tanah sendiri.
Membicarakan masa depan kampung Gultom (foto: Gompang Gultom)
Kegiatan lain YDMM adalah membuat kebun alpukat aligator.
Pilot project-nya menanam 330 batang alpukat aligator di atas lahan seluas 1 ha. Dengan proses tanam dan perawatan yang tepat, diharapkan pohon alpukat aligator dapat tumbuh sehat, sehingga di tahun ke-2 dapat dikembangkan secara massal di 5 desa Nagari Gultom.
YDMM akan mengikutsertakan masyarakat dengan menyewa tanah adat milik mereka dan mengajari cara merawat pohon-pohon alpukat tersebut. Pemilik tanah akan mendapatkan uang sewa, gaji bulanan, dan kelak bagi hasil.
Bayangkan, berwisata ke kebun alpukat aligator yang berjarak hanya 1 jam perjalanan bermobil dari Piltik. Berkemah di ketinggian 1900-2000 M dpl sambil menikmati berbagai macam minuman dan kudapan berbahan dasar alpukat. Ah, nikmatnya...
Sebelum beranjak meninggalkan Piltik, Ito Padot yang 6 bulan lalu terpilih menjadi Ketua Umum Raja Urang Pardosi Datu Tambun se-Indonesia ini memperdengarkan 2 lagu dari hp-nya.
Satu lagu bernada riang gembira berjudul Batumanumpak Nauli. Satu lagi lagu yang merayu, mendayu, mengajak pulang untuk membangun kampung halaman berjudul Marsada Batumanumpak. Kedua lirik lagu tersebut karya Ito Padot Marudut Gultom.
*Vera P Hutauruk: pemilik Piltik Cofee di Siborongborog, Tapanuli Utara.