JAKARTA, Kalderakita.com: Sejak pemerintah menetapkan Kawasan Danau Toba sebagai destinasi pariwisata super prioritas, banyak program kebudayaan digelar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Salah satu yang baru saja rampung adalah pelatihan sendratari untuk empat puak [suku] yang telah dimulai sejak April lalu. Keempat puak itu termasuk Simalungun, Karo, Pakpak/Dairi, dan Toba.
Pelatihan ini sekaligus menjadi ajang seleksi bagi peserta atraksi pertunjukan keliling yang rencananya akan digelar di lima kota di Indonesia. Tujuannya, untuk mempopulerkan budaya Batak.
Pelaksanaan pelatihan berlangsung dalam tiga tahap.
Tahap pertama diselenggarakan untuk [puak] Simalungun. Pelatihan berlangsung di Desa Adat Gunung Malela pada 9 - 12 April 2025 lalu.
Sedangkan tahap kedua dan ketiga baru bisa berlangsung pada Juni 2021. Penundaan terjadi karena gelombang pandemi COVID-19 yang belum surut.
Di tahap kedua, pelatihan untuk suku Karo dan Pakpak/Dairi berlangsung di Taman Wisata Iman (TWI) pada 15 – 18 Juni 2021.
Tahap terakhir atau ketiga dibuat untuk puak Toba yang tersebar di 4 kabupaten. Acara yang baru saja usai ini berlangsung di Desa Adat Ragi Hotang Meat, Kecamatan Tampahan, Balige pada 22 - 25 Juni 2021.
Pelatihan sendratari yang terakhir ini diberikan kepada 31 anak-anak muda dari empat wilayah kabupaten di kawasan Toba, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Samosir.
Irwansyah Harahap, pegiat seni musik tradisional Batak, dilansir dari halaman Facebooknya, menyebut program ini merupakan bentuk dukungan UPT Balai Penelitian Nilai Budaya (BPNB) Aceh bagi Destinasi Super Prioritas (DSP) Danau Toba.
“Salah satu program pendukung adalah Atraksi Pertunjukan Keliling ke 5 kota di Indonesia dengan mengangkat tema kekayaan kultur di kawasan Danau Toba melalui sumber tradisi dari 4 puak dan memiliki hubungan langsung dengan Danau Toba, baik secara kultur maupun administratif,” tulisnya.
Dari tiga tahap pelatihan, terhitung ada 80 peserta yang mendaftar. Dari jumlah itu, terseleksi 20 pemain. Rinciannya: 3 dari Simalungun, 4 dari Karo, 3 dari Pakpak/Dairi, dan 10 dari Toba.
“Semua peserta pelatihan yang sudah terseleksi akan menjadi bagian tim yang dilengkapi dengan sejumlah profesional sesuai kebutuhan produksi. Tim produksi direncanakan hingga 30 orang dengan peran ganda (double casting) yang akan berproses dalam waktu dekat selama dua minggu,” kata Irwansyah.