Teten Masduki: Koperasi di Sumut Masih Model Lama, Umumnya Bergerak di Sektor Konsumsi

JAKARTA, Kalderakita.com: Jumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan koperasi di Provinsi Sumatra Utara terus berkembang. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan ada 4.593 unit koperasi di Sumut. Sebagian besar masih berkutat di sektor konsumsi (2.305 unit), produsen ada 1.155 unit, simpan pinjam 575 unit, jasa 400, dan pemasaran 157 unit.

Untuk penguatan finansial usaha koperasi, Kemenkop UKM memiliki sejumlah program pembiayaan murah. 

“Apalagi, arahan Presiden, kita harus masuk ke koperasi pangan,” demikian kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduku kepada Kalderakita.com.     

Salah satunya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurut Teten, jumlah KUR tahun ini naik menjadi Rp. 253 triliun dari sebelumnya Rp. 190 triliun. Petani yang membutuhkan dana hingga Rp. 100 juta dapat mengajukan pinjaman KUR tanpa agunan.

“Dana ini cukup untuk replanting tanaman yang sudah tua,” imbuhnya.

Dana KUR memang disalurkan melalui perbankan. 

Bank umumnya tidak akan mau memberi pinjaman langsung ke petani karena pertanian dianggap sebagai sektor yang memiliki risiko tinggi. Alasannya, tidak ada jaminan produknya dapat diserap pasar. 

Solusi yang ditawarkan Kemenkop dan UKM adalah mendorong petani untuk bergabung dengan koperasi.

“Nanti koperasinya yang kita perkuat [pendanaannya]. Produk petani akan dibeli koperasi. Kalau ada jaminan itu, bank mau masuk,” jelas Teten. 

Sejumlah daerah telah menarapkan model ini dan berjalan baik, seperti petani pisang Tanggamus di Lampung dan petambak udang di Muara Gembong, Bekasi.

Sayangnya menurut Teten model seperti ini belum banyak diterapkan di Sumut.

“Belum, belum masuk ke sana, [koperasi] masih model lama...kan paling banyak koperasi konsumen. Tapi udah masuk ke dalam rencana kita. Tahun depan, udah jalan lah program-program itu.”