PAKPAK BHARAT, Kalderakita.com: Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat berhasrat mengembangkan budi daya tanaman nilam.
Nilam adalah salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang laris di pasaran ekspor. Minyak ini merupakan bahan baku utama penambah aroma parfum dan farmasi yang permintaannya di dunia terus meningkat.
Ada setidaknya 77 negara tujuan ekspor. Singapura dan Amerika Serikat tercatat sebagai negara penyerap terbesar ekspor minyak atsiri Indonesia.
Bupati Pakpak Bharat Franc Bernhard Tumanggor mengatakan daerahnya mempunyai prospek yang sangat baik untuk pengembangan komoditi nilam karena agroklimatnya sangat mendukung.
“Selain itu, luas lahan yang tersedia juga masih sangat luas dan memungkinkan untuk pengembangan komoditi nilam,” katanya saat panen perdana nilam di Desa Perduhapen, Kecamatan Kerajaan, Kamis (22/7). Panen perdana ini adalah hasil kerjasama antara petani plasma dengan PT Aes Natural Ingredients Indonesia.
Tanaman nilam hasilkan minyak atsiri yang laku di pasar ekspor (foto: agroindustri)
Nilam telah ditanam penduduk Pakpak Bharat secara turun temurun. Oleh sebab itu produk eksotik ini layak dikembangkan menjadi komoditas unggulan. Tanaman ini berumur produktif selama 1-2 tahun. Panen pertama dapat dilakukan pada umur 6-8 bulan setelah tanam. Dan panen selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Setelah 1,5 tahun tanaman nilam memerlukan peremajaan.
"Selama penduduk di dunia masih memerlukan parfum, maka nilam sangat dibutuhkan. Mari kita bekerja sama, tularkan kepada masyarakat kita di kecamatan -kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat,” jelas Bupati Franc seperti dilansir situs resmi Pemkab Pakpak Bharat.
Bupati Franc menambahkan sangat welcome kepada investor yang tertarik datang ke Pakpak Bharat untuk membantu petani menyalurkan hasil pertaniannya. “Selama ini sejumlah petani agak kesulitan menjual hasil pertaniannya,” imbuhnya.
Dia mengusulkan agar dibuat sentra-sentra produksi dengan memanfaatkan lahan yang tersedia. Dan untuk meningkatkan serta mengembangkan produktifitas komoditas nilam, perlu diterapkan teknik buddaya yang benar, teknik pengolahan minyak nilam yang baik, meningkatkan kualitas SDM petani, menguatkan kelembagaan petani dengan membentuk kelompok tani, serta menumbuhkan kemitraan dengan perusahaan pengelola.
Sebagai catatan, nilam adalah tanaman yang sangat peka terhadap kekeringan. Kemarau panjang setelah pemangkasan dapat menyebabkan tanaman mati. Sementara itu suhu yang dikehendaki sekitar 24-28°, dengan kelembaban relatif lebih dari 75% dan intensitas radiasi surya 75-100%.
Nilam bukanlah satu-satunya tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Selain nilam minyak atsiri dapat diperoleh dari cengkeh, pala, lada, kayu manis, sereh wangi, akar wangi, dan jahe. Tetapi, minyak atsiri yang berasal dari nilam memiliki pangsa pasar ekspor paling besar dalam perdagangan Indonesia, yaitu mencapai 60 persen.