JAKARTA, Kalderakita.com: Pustaha Laklak atau kitab kuno orang Batak hanya berisi tiga hal, yakni: ilmu nujum, pengobatan tradisional, dan andung-andung atau ratapan kesedihan. Komposisinya masih kebanyakan berupa mantra para datuk. Sayangnya, mantra itu tidak mudah untuk dipecahkan.
Manguji Nababan, sang ahli pustaha Laklak, mengaku dirinya pernah dihubungi koleganya di Jenewa yang menyarankan untuk menemui seorang datuk di daerah Parsoburan, Kabupaten Toba.
“Di sana ada perkampungan yang sangat terisolir dan menurut beberapa sumber, praktek perdatuan di sana masih sangat orisinil,” katanya. Namun saat dirinya menyodorkan naskah laklak kepada sang datuk untuk ditransliterasikan, dirinya mengaku tidak memahami lagi isinya.
“Kondisinya sekarang memang sudah sangat jarang datuk menggunakan pustaha Laklak sebagai rujukan di dalam berpraktek.”
Untuk mengetahu lebih jauh tentang isi Pustaha Laklak, baru-baru ini awak Kalderakita.com, Rin Hindryati dan P Hasudungan Sirait mewawancarai Manguji selama hampir 2 jam. Berikut ini petikan lengkapnya.