DOLOK SANGGUL, Kalderakita.com: Humbang Hasundutan (Humbanghas) menjadi kabupaten setelah memekarkan diri dari Tapanuli Utara pada 28 Juli 2003. Dolok Sanggul ibukotanya. Berada di ketinggian, udaranya senantiasa dingin menusuk. Alam yang keras telah membuat warganya sedari dulu terkenal sebagai petani tangguh.
Dahulu, orang Humbang rutin pergi ke Silindung, terutama Tarutung yang merupakan ibukota Tapanuli Utara. Tujuannya? Manggadis gogo [menjual tenaga] terlebih saat musim panen dan bertanam tiba. Negeri tetangga ini selain subur terbilang maju kala itu sebab merupakan pusat administrasi dan militer kolonial. Pula, sentra gereja. Di sanalah Ludwig Ingwer Nommensen, Peter Hinrich Johansen, dan yang lain mengawali pengabaran Injil di Tanah Batak, pada 1860-an.
“Nga langku [baca: lakku] Amang?” [Sudah lakukah Bapak] begitu biasanya pertanyaan yang dilontarkan pencari tenaga kerja dI Silindung ke para lelaki Humbang yang berada di pasar atau berdiri di tepi jalan. Kalau jawabannya ‘belum’ maka ajakan yang bermuara transaksilah yang kemudian terdengar. Termasuk, “Sadia arga muna?” [berapa harga Anda?].
Seperti yang terjadi di kawasan lain di Tanah Batak, pendidikan modern yang dikenalkan zending telah melesatkan orang Humbang. Anak muda mereka yang bersekolah, terutama sekolah tinggi, kemudian menjadi ‘orang’ di pelbagai lapangan. Negeri ini dengan sendirinya berkembang juga sebagai imbas pelipatnya [multiplier effect].
Warga Humbanghas manggadis gogo ke Silindung atau kawasan lain sudah lama tinggal sebagai cerita belaka. Sejak beberapa tahun belakangan kabupaten ini malah telah menjadi salah satu dari segelintir pemuka di Sumatra Utara. Sektor pertaniannya yang maju, yang melambungkannya.
Kemajuan yang dirintis bupati pertama, Maddin Sihombing, diteruskan penggantinya, Dosmar Banjarnahor yang berwakilkan Oloan Paniaran Nababan. Kedekatan pribadi Dosmar dengan para pembesar Jakarta, terutama Presiden Joko Widodo dan Menteri Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, pastilah menjadi keuntungan besar bagi kawasan ini. Kemudahan dengan sendirinya banyak mereka peroleh, terutama di bidang dana dan fasilitas.
Penghasil cabe, tomat, bawang merah, andaliman, kubis, kentang, sawi, wortel, dan yang lain. Begitulah predikat Humbanghas dalam beberapa tahun belakangan. Dengan hadirnya food estate, predikat ini tentu akan lebih panjang.
Selain hasil sawah dan ladang, di sana juga terdapat peternakan. Salah satunya adalah yang di Parsingguran, kampung halaman Bupati Dosmar Banjarnahor. Seperti yang tampak di foto di atas, kerbau dan sapi termasuk yang dikembangkan.