Marsada Band, dari Pulau Samosir ke Panggung Dunia

Marlundu Situmorang, vokalis Marsada Band (foto: Youtube)
Marlundu Situmorang, vokalis Marsada Band (foto: Youtube)

Tulisan-1

JAKARTA, Kalderakita.com: Perkabungan yang mengharu biru. Di depan sahabat yang telah membujur kaku mereka bersenandung lirih. Dalam dekapan dingin malam Tuktuk Siadong,  lagu ‘Anju Ma Au’  karya almarhum mereka lantunkan dengan penuh perasaan. Getar suara, isak, dan sekaan sudut mata dengan ujung jemari mewarna.

Sadarion masihol au tu ho/ sadarion lungunan au tu ho/ mansai dao ho sian au/  gabe lam ganda siholhi

Saonari hurimangi ma muse/  sude akka pambahenanhu na tu ho/ godang na salah hubaen/ gabe dao ho sian au

Anju ma au/  sai anju disude akka salahku/ anju ma au/  sai anju di sude pangalahoku/  na mambaen ho gabe sai marsak/  na mambaen ho gabe sai muruk/  na mambaen ho gabe dao sian au/ sai anju ma au.’

Petikan gitar bergaya tongkel [baca: tokkel] dan tiupan seruling khas Marsada Band meningkah.  Vokalisnya saja yang tak sama. Ya, bukan suara Marlundu Situmorang—yang telah identik dengan kelompoknya—lagi yang terdengar di video yang diunggah di YouTube ini.

Saat mencipta, ‘Anju ma au’ kemungkinan besar dimaksudkan Marlundu sebagai gambaran jiwa seseorang yang sedang mengalami pencerahan (epifani) setelah berpisah dengan pasangan. Meski demikian, tembang ini secara konteks tepat juga dibawakan kawan seiring sejalannya saat melepaskan dia ke keabadian, malam Selasa kemarin.

Lagu bergenre religi juga mereka lantunkan yaitu ‘Nang Gumalunsang’. Kendati laut bergolak dan badai menerpa,  diriku tak gentar. Sebab?  Tuhan menyertai. Demikian makna syairnya. Dialamatkan ke keluarga yang ditinggalkan biduan bersuara lembut itu, tentunya.

fotoAlbum Marsada Band (foto: P Hasudungan Sirait/Kalderakita.com)

Setelah beberapa hari dirawat, Marlundu Situmorang berpulang di sebuah rumah sakit di Medan pada Minggu (14  November  lalu). Ia, menurut media massa, didera kanker hati (liver). Usianya baru 45 tahun. Beristrikan seorang guru SMK, Helen Siregar, ia meninggalkan anak semata wayang: Brigita Situmorang. Di tanah leluhurnya, Lontung, Pulau Samosir, dia dimakamkan kemarin (Selasa petang). Situmorang (anak sulung), seperti halnya unsur Si Raja Lontung yang lain—Sinaga, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, dan Siregar—memang berasal dari sana.

INSTRUMENTALIS

Di tahun 2010 Marsada Band yang beranggotakan Marlundu Situmorang, Jannen Sigalingging, Kolous Sidabutar, Monang Sidabutar, Pardi Sidabutar, Lundu Sidabutar, dan Hobbi Sinaga meluncurkan album berjudul ‘Pulo Samosir’. Berupa kepingan DVD, karya ini menarik baik dari segi kemasan maupun isi; tidak seperti kebanyakan album Batak yang digarap seadanya saja sehingga mengesankan keserampangan. Musik dan vokalnya apik. Wajar saja kalau ia meledak di pasar dan seketika melambungkan nama kelompok yang berasal dari Pulau Samosir.

Serba merah sampul album ini; hurufnya—tifografinya terpilih—saja yang tidak.  Bagian depannya bergambar foto awak band yang serba sumringah. Sebagian mereka memegangi alat musik. Tulisan ‘marsada’ (semua huruf kecil)  terletak di atas foto. Warnanya merah dengan latar putih. Di tengah ada tulisan putih ‘Maria’, lebih besar dari ‘Pulo Samosir’ yang di kanan bawah. Penanda bahwa lagu yang disebut sebagai ciptaan Joe Harlen Simanjuntak (personil Trio Ambisi) merupakan andalan utama.

Marsada Band (foto: FB)

Terdapat 14 nomor di album ini; 4 di antaranya uning-uningan (musik instrumen yang merupakan paduan gitar, seruling, garantung [mirip kulintang], taganing [seperangkat gendang], dan hesek [perkusi dari botol]). Tak syak lagi, mereka adalah instrumentalis piawai,  selain vokalis. Ada  4 karya komponis terakbar lagu Batak, Nahum Situmorang, dalam kepingan ini yaitu: ‘Pulo Samosir’, ‘Marsitogol’, ‘Baringin Sabatola’, dan ‘Sirait Nabolon’. Yang terakhir ini dimainkan tanpa vokal.

Lagu lama yang mengklasik. Itulah sebagian kandungan album ini. Selain karya Nahum tadi, ada ‘Rosita’ (Marlon Tampubolon).  Lantas, nomor-nomor yang melejit setelah  trio-trioan menjadi mode sejak tahun 1970-an yakni ‘Marmasak Sendiri’ (Eric Silitonga, pentolan trio The Frienship), ‘Sada Do’ (Bachtiar Panjaitan), ‘Molo Huingot’ (Parihutan Manik), ‘Boasa Ma’ (Abidin Simamora), ‘Di Parsobanan’, dan ‘Maria’.

Di sini, seperti halnya di tempat lain, lagu ‘Parsobanan’ (liriknya: ‘Ai diingot ho dope ito rap dakdanak ujui, rap marmeam-meam  di hauma manang di balian i…’) disebut karya Daulat Hutagaol. Keliru, tentu. Daulat membahasa-Batak-kan saja sembari mengganti konteks. Pencipta nomor yang dipopulerkan biduan asal Puerto Rico, Jose Feliciano, ini adalah  penyanyi-pencipta lagu-aktor AS,  Kris Kristofferson.  ‘Loving Her Was Easier’ judul aslinya, kisahnya ihwal kehadiran si dia (perempuan)  yang membuat segala menjadi mudah dan indah.  Setelah diadaptasi Daulat Hutagaol menjadi tentang rindu membuncah pada kekasih di masa kanak-kanak yang entah dimana berada lebih sepuluh tahun ini.

Marsada Band (foto: medan bisnis daily)

Lagu ‘Maria’ pun di album ini disebut ciptaan Joe Harlen Simanjuntak. Sama kelirunya. Seperti Daulat, ia pun mengadaptasi saja dengan konteks yang diubah. Berjudul asli ‘Marian’, pengarangnya adalah The Cats, band asal Belanda yang terkenal di tahun 1970-an. Ceritanya tentang sang kekasih (perempuan) yang perangainya tak seperti dulu lagi setelah lama ditinggal pergi. Di tangan Joe Harlen menjadi rindu abadi pada kekasih lama yang entah dimana kini berada.

Lewat album ‘Pulo Samosir’, di tahun 2010 Marsada Band seketika mampu mengobati rindu  para mendamba lagu Batak bermutu.  Resep mereka? Tidak mengandalkan gogo ni rungkung—aru-aru  dohot timbo ni soara [kekuatan leher—paru-paru dan ketinggian suara], melainkan kerampakan bunyi dan kepiawaian memainkan instrumen secara akustik (unplugged). 

Satu lagi, dan ini tak kalah penting, melanjutkan tradisi lagu-lagu Tapanuli popular dengan memanfaatkan karya para maestro mulai dari Nahum Situmorang, Ismail Hutajulu, SDis (Siddik Sitompul), hingga angkatan yang lebih belia: Dakka Hutagalung, Iran Ambarita, dan yang lain. Seperti apa gerangan? (Bersambung)